Dugaan Pembangunan Jembatan Labrak Spek, Herman Tanjung Akan Surati Dinas BMCKTR dan Laporkan Kepada APH
Gema7.com,Sumbar__ dugaan tidak sesuai Spek pada Pembangunan jembatan penghubung antara Rumah Sakit Universitas Andalas (RS Unand) dengan Jalan Limau Manis kecamatan Pauh Kota Padang, provinsi Sumatera Barat yang dikerjakan asal -asalan.
Proyek yang dikerjakan PT. Indothara Multi Artha dengan Konsultan pengawas PT. Konsulindo Citra Ernala dengan nilai kontrak Rp. 7.586.632.312,92, nomor kontrak: 630/03.1/Pjbt-RS.UNAND/KTR-BM/IV/2023. Kegiatan yang dikelola oleh Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang (BMKCTR) Sumbar dengan masa pelaksanaan Dua Ratus Empat Puluh Hari Kalender, sumber dana (APBD) Provinsi Sumatera Barat, dengan tanggal kontrak 03 April 2023 kuat dugaan labrak spek.
Sementara, untuk menghindari jalan dan jembatan Unand diterjang air, sisi jembatan memakai sayap dengan menggunakan Beton cyclop dengan panjang kurang lebih 100 meter.
Namun, ukuran batu untuk coran beton cyclop tersebut disinyalir tidak sesuai spesifikasi teknis. Pada hal, coran Beton cyclop hanya mengunakan batu mangga. Dan kalaupun perencanaan berbeda tidak diperbolehkan menggunakan ukuran melebihi 20cm. Kenyataan yang ditemukan dilapangan, ukuran batu terlihat pada coran cyclop melebihi ukuran yang ditentukan.
Parahnya Abutment jembatan Unand sudah ada yang retak dan telah di Plaster,dengan terlihatnya beberapa keretakan pada Abudment jembatan tersebut, disinyalir coran yang dilakukan bukan Redy Mix melainkan dilakukan secara manual seperti pada paket jembatan yang berlokasi di Pasaman Barat yang mana juga dilakukan secara manual.
Sementara temuan media ini pada Pembangunan jembatan di Pasaman, rekanan melakukan coran Abudment jembatan tersebut tidak memakai ready mix melainkan dilakukan secara manual, ini jelas sangat berpengaruh kepada Mutu dan kekuatan Abutment jembatan jika adukan tidak sesuai takaran, artinya. Dana yang dikelola oleh dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang (BMKCTR) diragukan mutunya.
Parahnya, split yang digunakan untuk coran jembatan di Kabupaten Pasaman Barat ini kuat dugaan tidak sesuai Spek karena Split bercampur dengan batu bulat berbeda ukuran dan disinyalir tidak ada Takaran perbandingannya, bahkan, saat media ini dilapangan tidak menemukan tim Teknis dan konsultan Pengawas.
Ketika dikonfirmasikan kepada Yufrizal selaku PPTK mengakui bahwa khusus jembatan Pasaman memang dilakukan secara manual dan sudah diketahui oleh Kajati Sumbar yang sudah datang ke lokasi ungkapnya.
Anehnya, saat media www.gema7.com mengkonfirmasikan kepada Era Sukma Munaf selaku Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang (BMKCTR) Provinsi Sumatera Barat sampai berita ini ditayangkan belum ada jawaban.
Sementara, Herman Tanjung selaku Ketua LSM Baladhika Adyaksa Nusantara (BAN) Provinsi Sumatera Barat saat dimintai komentarnya mengenai beberapa pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang (BMKCTR) Provinsi Sumatera Barat ini mengatakan.
“Dengan adanya dugaan temuan media Gema7.com, saya selaku Ketua LSM Baladhika Adyaksa Nusantara (BAN) Provinsi Sumatera Barat mencoba melakukan koordinasi dan dengan menyurati kepada Kepala Dinas BMCKTR. ”.Ungkap Herman Tanjung
Bahkan, jika surat kita juga tidak direspon kita akan menempuh jalur hukum dan akan melaporkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) yang mana dengan adanya dugaan penyimpangan ini kuat dugaan memperkaya diri. Apa bila Era Sukma Munaf tidak merespon laporan dari BAN kami akan melakukan demo atau aksi damai di kajati untuk mengawal laporan tersebut. Tambahnya
Untuk berita selanjutnya media ini akan melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak lain
# Med